Deskripsi Singkat :
MENGATASI JIMMY JANGKRIK
Dulu guru saya di bidang “neueoscience” Almahrum Bp. Yan Nurindra mengajarkan
bahwa apa pun yang anda masukkan ke dalam pikiran sangat berpengaruh terhadap apa
yang ingin anda capai. Itulah sebabnya kita harus selalu “eling” atau menyadari
dengan sepenuh hati apapun yang masuk ke dalam pikiran.
Yang paling banyak masuk ke pikiran kita adalah “self talk. Self talk adalah bentuk komunikasi manusia
kepada dirinya sendiri, baik verbal maupun berupa pikiran. Menurut penelitian,
setiap harinya manusia mengalami self talk sebanyal 57.000 (Lima tujuh ribu)
kali dalam sehari.
Apa yang terjadi jika sebagian besar selftalk berisi hal hal yang negative?
Maka, itu berarti anda melakukan “afirmasi negative” yang massive kepada diri
sediri setiap hari.
Menurut Research Birdwhistle, kata kata yang diucapkan kepada diri
sendiri menghasilkan 100% hasil yang didapat dalam hidup. Sedangkan kata kata
dari orang lain hanya mewakili 7% dari seluruh komunikasi, sehingga relatif
tidak begitu berpengaruh. Kalaupun berpengaruh karena diperkuat oleh selftalk
yang mendukungnya.
Sayangnya, 80% self talk kita berisi hal hal yang bersifat negative. Akibatnya
adalah lebih banyak goal goal atau tujuan hidup kita yang tidak tercapai akibat
batasan yang dibuat oleh pikiran kita sendiri.
Dalam dunia komputer ada istilah “Garbage in garbage out”. Demikian pula
di dunia pikiran. Jika lebih banyak hal hal negatif masuk ke dalam pikiran
kita, maka akan lebih banyak hal hal negative pula yang kita capai.
Untuk mengatasi hal di atas Bapak yang Nurindra menyarankan kepada kami
agar kami selalu mewaspadai ide ide yang masuk ke dalam pikiran kita, terutama
selftak. Apabila ada ide negative yang muncul, segera katakan “BATAL, BATAL,
BATAL”.
Selalu ada keraguan ketika kita pertama kali melakukan sesuatu, atau
menyelesaikan tujuan tujuan yang besar. Beliau menyebutnya sebagai “Jimmy
Jangkrik” yang selalu menggelitik kita tentang ketidakmampuan kita
menyelesaikan sesuatu.
“Ah, kamu kan belum berpengalaman” atau “bagaimana jika gagal, malu lho”,
dll. Maka ketika jimmy jangkrik mulai
berceloteh segera katakan batal, batal batal. Kemudian lanjutkan dengan
selftalk yang mendukung.
TEKNIK BAGAIMANA JIKA (What if up)
Teknik ini ditemukan oleh Mindy Auldin dalam bukunya “What If Its All Goes
Right? Creating a New World of Peace, prosperity & Possibility.
Banyak di antara kita yang focus pada “kegagalan” tanpa disadari.
Bagaimana kalau tidak berhasil? Bagaimana kalau ternyata yang kita pikirkan
salah?
Maka ketika ide ide gagal itu masuk ke dalam pikiran kita, segera rubah What
if up nya kepada yang lebih positif. Bagaimana jika apa yang kita lakukan
berhasil? Bagaimana jika pikiran pikiran kita sangat mendukung goal kita?
Inti dari teknik ini adalah focus. Apapun yang kita fokuskan akan
mimbulkan energy dan energy itu akan menumbuhkan apa yang kita fokuskan. Jika
anda focus pada kegagalan, anda akan menarik kegagalan. Jika anda fokus pada
keberhasilan maka anda sedang menarik keberhasilan.
Teknik What if up sangan manjur untuk diterapkan ketika dalam kondisi negative
yang sangat parah, misalnya pesimis, depresi, stress, mengalami rasa tidak
percaya diri akut dll.
Segera ubah What if up negative anda menjadi posiitif:
Bagaimana kalau ternyata semua baik baik saja?
Bagaimana jika kita akan diterima di lingkungan baru itu?
Bagaimana jika Sistem dalam tubuh saya lebih kuat dibanding penyakit
ini?
Bagaimana jika dari hari ke hari saya menjadi semakin baik dan semakin
baik?
Semoga tercapai semua goal goal dan sukses anda.
Handoyoputro
Mind Navigator
Untuk Pembelian dalam jumlah Banyak, Silakan Kontak Customer Service Kami untuk mendapatkan harga terbaik
HOTLINE Hubungi Kami di Contact
PENGIRIMAN dengan Kurir Terpercaya
Produk Terkait :